Description
Movie: ATM: Er Rak Error
Thai: ATM เออรัก เออเร่อ
Director: Mez Tharatorn
Writer:
Producer:
Release Date: January 19, 2012
Runtime: 110 min.
Distributor: GTH
Language: Thai
Country: Thailand
Thai: ATM เออรัก เออเร่อ
Director: Mez Tharatorn
Writer:
Producer:
Release Date: January 19, 2012
Runtime: 110 min.
Distributor: GTH
Language: Thai
Country: Thailand
Casts
Chantavit Dhanasevi - Suer
Preechaya Pongthananikorn - Jib
Puttachad Pongsuchat
Thawat Pornrattanaprasert
Yanee Tramoth
Chalermpon Thikumporn-teerawong
Preechaya Pongthananikorn - Jib
Puttachad Pongsuchat
Thawat Pornrattanaprasert
Yanee Tramoth
Chalermpon Thikumporn-teerawong
Synopsis
Pepatah mengatakan seorang pria payah rentan godaan terhadap harta, tahta dan wanita. Dan apabila dibalik maka seorang wanita akan rentan terhadap godaan harta, tahta dan pria. Film buatan Thailand ini bercerita setidaknya tentang salah satu poin dalam pepatah tersebut yaitu tahta. Seseorang bisa mencintai kekasihnya dengan segenap hati namun juga bisa luntur hanya karena tahta. Dikemas dalam suasana komedi dan bukan drama melankolis sehingga tidak perlu terlalu takut akan menguras air mata.
Jib (Preechaya Pongthananikorn) seorang wanita karier yang bekerja sebagai wakil direktur di sebuah bank bernama JNBC (Japan National Bank of Commerce), sebuah bank dari Jepang. Peraturan di bank itu menyebutkan bahwa sesama pegawai tidak boleh menjalin hubungan percintaan, dan jika ketahuan maka salah satunya harus keluar. Jib adalah salah satu orang yang berwenang untuk menyidangkan hal itu. Sayangnya dibalik semua itu ternyata dia menjalin hubungan dengan Sua (Chantavit Dhanasevi) yang tak lain adalah bawahannya sendiri.
Setelah kurang lebih selama 5 tahun menjalani cinta secara sembunyi-sembunyi, maka diputuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perkawinan. Sayangnya ada hambatan dengan peraturan perusahaan sehingga siapa yang akan keluar dari pekerjaannya. Di sinilah ego masing-masing muncul menjadikan sebuah konflik yang mau tidak mau harus dihadapi. Sua sebagai seorang laki-laki mengharapkan dia yang tetap bekerja dengan alasan sebagai kepala keluarga dan seorang istri tugasnya mengurus rumah tangga di rumah. Jib mempunyai alasan bahwa dia memiliki jabatan, karier, dan gaji yang lebih tinggi sehingga sayang bila dilepas begitu saja. Egoisme masing-masing merupakan salah satu ciri orang-orang Asia terkait takhta apalagi pada zaman sekarang ini untuk mencari kerja saja sulit sekali.
Pada saat yang bersamaan terjadi kesalahan dalam pemasangan perangkat lunak baru di sebuah mesin ATM (Automatic Teller Machine) di dekat lapangan bola. Gara-garanya adalah pegawainya tidak paham bahasa Jepang. Uang yang keluar dari mesin ATM akan digandakan dua kali lipat dari semestinya yang diambil. Akibatnya tentu saja heboh, berawal dari satu mulut akhirnya bisa menyebar kemana-mana mengenai mesin ATM tersebut. Peud (Thawat Pornrattanaprasert) secara tak sengaja mendapatkan rezeki tersebut dan langsung menelepon kepada temannya Pad (Chaleumpol Tikumpornteerawong) yang sedang menonton bola. Karena obrolan mereka keras maka terdengar orang-orang disampingnya. Tak ayal lagi semua orang menuju mesin ATM tersebut dan penonton di lapangan bola tersebut menjadi kosong melompong.
Jib mendapat tugas untuk menyelidiki kasus itu dengan melakukan pengecekan melalui kamera CCTV, daftar orang pengambil ATM dan mendatangi kantor cabang mesin ATM itu berada. Pimpinan bank juga menugaskan untuk menarik kembali uang yang ganda tersebut. Karena tugasnya cukup berat maka Sua memanfaatkan kesempatan itu dengan memberikan tantangan. Bila Sua bisa menyelesaikan kasus tersebut maka Jib yang harus keluar dari pekerjaannya dan sebaliknya bila Jib yang mampu menyelesaikannya maka Sua harus keluar. Siapa yang bisa menagih uang yang ganda dari nasabah dalam jumlah paling besar maka dialah yang menang.
Baik Jib maupun Sua menempuh berbagai cara untuk menemukan nasabah-nasabahnya bahkan dengan cara-cara yang curang sekalipun. Misalnya saja menaruh obat tidur pada minuman, menyamar sebagai polisi, menyabotase fax, dan lainnya. Jumlah uang yang dikumpulkan mereka berdua sama besarnya dan hanya tinggal satu nasabah terakhir yang akhirnya menjadi rebutan karena akan menjadi poin penting sebagai pemenang.
Keterlibatan nasabah diwakili oleh Peud yang menggunakannya untuk membeli sepeda motor, Pad yang menambal gigi emas, tukang laundry yang membeli mesin cuci, pecinta hewan yang membeli buaya. Mereka tidak bisa membayar sekarang karena tidak punya uang walaupun tahu mereka bersalah. Jib menyadari bahwa pihak bank sebenarnya bersalah juga makanya dia memutihkan uang tersebut. Sua merasa gembira dengan keputusan itu.
Sayangnya godaan takhta begitu mengguncang. Sekembalinya Jib di kantor pusat ternyata mengeluarkan rekaman pengakuan dari nasabah-nasabah itu dan melaporkannya kepada pimpinan bank. Otomatis pihak bank menagih kembali. Peud, Pad, tukang laundry dan pecinta buaya ditelepon pihak bank untuk membayar kembali padahal sesuai janji Jib, mereka diputihkan. Sua protes kepada Jib karena apa yang dijanjikannya ternyata tidak ditepati. Sempat terjadi beberapa perang mulut di antara keduanya. Secara tak sengaja, Anak dari Pimpinan Bank menemukan kertas dari Sua yang ditujukan untuk Jib. Berikut isi kertas tersebut:
Jib bersiap-siaplah untuk menjadi istriku.
Sua.
Putra Pimpinan Bank melaporkan hal tersebut ke Ayahnya. Sebelum memanggil Sua, Jib memutuskan untuk keluar dari Bank karena Sua berhasil mengembalikan uang tersebut.
Sua meminjamkan uang kepada keempat orang tersebut untuk membayar ke bank dan mereka boleh mencicilnya. Sebenarnya uang tersebut adalah untuk biaya perkawinan mereka sehingga otomatis perkawinan mereka batal. Dan tentu saja cinta mereka kandas. Tidak ada yang menang, semuanya kalah. Kedua belah pihak akhirnya, merasa tertekan dan pergi ke klub malam untuk menyegarkan pikirannya. Dari sana mereka berdua bertemu meskipun masih merasa marah. Sua mencoba untuk mendekati Jib. Pada akhirnya, Jib pun menerima kembali cinta Sua dan hubungan mereka kembali terwujud. Untuk sekuel, Pihak produser belum memberikan kabar. Inti cerita yang bisa diambil maknanya adalah cinta butuh pengorbanan dan bukan keangkuhan.:) (wikipedia.com)
Jib (Preechaya Pongthananikorn) seorang wanita karier yang bekerja sebagai wakil direktur di sebuah bank bernama JNBC (Japan National Bank of Commerce), sebuah bank dari Jepang. Peraturan di bank itu menyebutkan bahwa sesama pegawai tidak boleh menjalin hubungan percintaan, dan jika ketahuan maka salah satunya harus keluar. Jib adalah salah satu orang yang berwenang untuk menyidangkan hal itu. Sayangnya dibalik semua itu ternyata dia menjalin hubungan dengan Sua (Chantavit Dhanasevi) yang tak lain adalah bawahannya sendiri.
Setelah kurang lebih selama 5 tahun menjalani cinta secara sembunyi-sembunyi, maka diputuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perkawinan. Sayangnya ada hambatan dengan peraturan perusahaan sehingga siapa yang akan keluar dari pekerjaannya. Di sinilah ego masing-masing muncul menjadikan sebuah konflik yang mau tidak mau harus dihadapi. Sua sebagai seorang laki-laki mengharapkan dia yang tetap bekerja dengan alasan sebagai kepala keluarga dan seorang istri tugasnya mengurus rumah tangga di rumah. Jib mempunyai alasan bahwa dia memiliki jabatan, karier, dan gaji yang lebih tinggi sehingga sayang bila dilepas begitu saja. Egoisme masing-masing merupakan salah satu ciri orang-orang Asia terkait takhta apalagi pada zaman sekarang ini untuk mencari kerja saja sulit sekali.
Pada saat yang bersamaan terjadi kesalahan dalam pemasangan perangkat lunak baru di sebuah mesin ATM (Automatic Teller Machine) di dekat lapangan bola. Gara-garanya adalah pegawainya tidak paham bahasa Jepang. Uang yang keluar dari mesin ATM akan digandakan dua kali lipat dari semestinya yang diambil. Akibatnya tentu saja heboh, berawal dari satu mulut akhirnya bisa menyebar kemana-mana mengenai mesin ATM tersebut. Peud (Thawat Pornrattanaprasert) secara tak sengaja mendapatkan rezeki tersebut dan langsung menelepon kepada temannya Pad (Chaleumpol Tikumpornteerawong) yang sedang menonton bola. Karena obrolan mereka keras maka terdengar orang-orang disampingnya. Tak ayal lagi semua orang menuju mesin ATM tersebut dan penonton di lapangan bola tersebut menjadi kosong melompong.
Jib mendapat tugas untuk menyelidiki kasus itu dengan melakukan pengecekan melalui kamera CCTV, daftar orang pengambil ATM dan mendatangi kantor cabang mesin ATM itu berada. Pimpinan bank juga menugaskan untuk menarik kembali uang yang ganda tersebut. Karena tugasnya cukup berat maka Sua memanfaatkan kesempatan itu dengan memberikan tantangan. Bila Sua bisa menyelesaikan kasus tersebut maka Jib yang harus keluar dari pekerjaannya dan sebaliknya bila Jib yang mampu menyelesaikannya maka Sua harus keluar. Siapa yang bisa menagih uang yang ganda dari nasabah dalam jumlah paling besar maka dialah yang menang.
Baik Jib maupun Sua menempuh berbagai cara untuk menemukan nasabah-nasabahnya bahkan dengan cara-cara yang curang sekalipun. Misalnya saja menaruh obat tidur pada minuman, menyamar sebagai polisi, menyabotase fax, dan lainnya. Jumlah uang yang dikumpulkan mereka berdua sama besarnya dan hanya tinggal satu nasabah terakhir yang akhirnya menjadi rebutan karena akan menjadi poin penting sebagai pemenang.
Keterlibatan nasabah diwakili oleh Peud yang menggunakannya untuk membeli sepeda motor, Pad yang menambal gigi emas, tukang laundry yang membeli mesin cuci, pecinta hewan yang membeli buaya. Mereka tidak bisa membayar sekarang karena tidak punya uang walaupun tahu mereka bersalah. Jib menyadari bahwa pihak bank sebenarnya bersalah juga makanya dia memutihkan uang tersebut. Sua merasa gembira dengan keputusan itu.
Sayangnya godaan takhta begitu mengguncang. Sekembalinya Jib di kantor pusat ternyata mengeluarkan rekaman pengakuan dari nasabah-nasabah itu dan melaporkannya kepada pimpinan bank. Otomatis pihak bank menagih kembali. Peud, Pad, tukang laundry dan pecinta buaya ditelepon pihak bank untuk membayar kembali padahal sesuai janji Jib, mereka diputihkan. Sua protes kepada Jib karena apa yang dijanjikannya ternyata tidak ditepati. Sempat terjadi beberapa perang mulut di antara keduanya. Secara tak sengaja, Anak dari Pimpinan Bank menemukan kertas dari Sua yang ditujukan untuk Jib. Berikut isi kertas tersebut:
Jib bersiap-siaplah untuk menjadi istriku.
Sua.
Putra Pimpinan Bank melaporkan hal tersebut ke Ayahnya. Sebelum memanggil Sua, Jib memutuskan untuk keluar dari Bank karena Sua berhasil mengembalikan uang tersebut.
Sua meminjamkan uang kepada keempat orang tersebut untuk membayar ke bank dan mereka boleh mencicilnya. Sebenarnya uang tersebut adalah untuk biaya perkawinan mereka sehingga otomatis perkawinan mereka batal. Dan tentu saja cinta mereka kandas. Tidak ada yang menang, semuanya kalah. Kedua belah pihak akhirnya, merasa tertekan dan pergi ke klub malam untuk menyegarkan pikirannya. Dari sana mereka berdua bertemu meskipun masih merasa marah. Sua mencoba untuk mendekati Jib. Pada akhirnya, Jib pun menerima kembali cinta Sua dan hubungan mereka kembali terwujud. Untuk sekuel, Pihak produser belum memberikan kabar. Inti cerita yang bisa diambil maknanya adalah cinta butuh pengorbanan dan bukan keangkuhan.:) (wikipedia.com)
Comments
Post a Comment